Anjing Kintamani: Penghuni Asli Bali

15 Februari 2024

Tahukah Anda bahwa ada ratusan jenis anjing di dunia? Tahukah Anda bahwa dari ratusan jenis anjing yang terdaftar secara resmi, ternyata ada satu jenis yang berasal dari Bali!

Ada beberapa organisasi yang bertanggung jawab mendaftarkan dan mencatat jenis-jenis anjing di dunia, dan tiap organisasi memiliki standar tersendiri. Salah satu dari kelompok itu adalah Federation Cynologique International (FCI) yang bermarkas di Belgia. FCI mencatat ada sekitar 360 jenis anjing di dunia.

Dari sekitar 360 jenis anjing tersebut, salah satunya adalah anjing kintamani. FCI meresmikan anjing kintamani sebagai jenis anjing tersendiri pada tahun 2019.

Menurut hasil penelitian, anjing kintamani telah ada di Bali sejak 3.000 tahun silam, tepatnya di Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Warga Bali tidak secara khusus mengembangbiakan anjing kintamani agar bisa membantu kehidupan warga lokal, tapi jenis anjing ini berkembang biak dengan sendirinya di Bali.

Anjing kintamani jantan biasa berukuran 45-56 cm, sedangkan spesies betina berukuran 40-51 cm. Jenis anjing ini memiliki kulit yang tebal, dan bulu yang berwarna putih, coklat, krem, dan hitam. Secara penampilan, anjing kintamani terlihat sebagai campuran anjing jenis samoyed dan malamute.

Dibandingkan dengan anjing-anjing jenis lain, anjing kintamani cenderung memiliki temperamen yang galak pada anjing lain. Ini disebabkan oleh sifat anjing kintamani yang teritorial, atau sangat tidak suka bila daerah kekuasaannya dihampiri anjing lain. Namun, anjing kintamani jauh lebih bersahabat pada manusia, dan dapat menjadi anjing pengawas yang baik. Tapi, Anda harus siap mendengar suara mereka karena frekuensi anjing kintamani menggonggong cukup tinggi karena sifat teritorial mereka.

Berbeda dengan anjing lain, anjing kintamani mahir memanjat dan suka berada di ketinggian. Jangan heran bila Anda melihat anjing kintamani berada di atas pohon, genting rumah, atau lantai atas sebuah rumah sambil melihat keadaan di bawah. Dengan ‘hobi’ mereka memanjat dan kepiawaian mereka melakukan hal tersebut, Anda harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa anjing ini dapat memanjat pagar dan kabur dari rumah jika Anda ingin memeliharanya.

Sayangnya, populasi anjing kintamani menurun drastis sejak 2008. Hadirnya wabah virus rabies pada tahun 2008 membuat jumlah anjing kintamani berkurang dari sekitar 600.000 di awal 2000an menjadi sekitar 150.000 pada tahun 2010.

Kini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali dengan gencar mempromosikan kampanye pelestarian anjing kintamani. Salah satu cara yang paling efektif adalah mempromosikan pentingnya vaksinasi rabies bagi anjing-anjing di Bali.